Dengan mendalami satu per satu dalam setiap bait demi bait sajak lagu Indonesia Raya, kita akan menemukan semangat Cinta Tanah Air yang tinggi dan mulia yang coba ditularkan oleh Wage Rudolf Supratman dan segenap pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mencita-citakan tegaknya pemerintahan yang berdaulat, berdirinya negara yang dibangun dan dipelihara oleh orang Indonesia asli, oleh anak-anak ibu pertiwi yang siap menjadi pandu bagi ibunya. Lihatlah bagian sajak berupa seruan untuk bersatu, untuk mendoa akan kebahagiaan negeri yang juga merupakan kebahagiaan rakyatnya, dan janji keabadian negeri ini…lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan ibarat lagu pujian, rasa syukur, serta doa yang dikumandangkan segenap rakyat Indonesia kepada Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga akhirnya tercapailah kemerdekaan yang didamba-dambakan itu..
Kini, setelah roda waktu menggilas negeri ini, telah 65 tahun sudah Indonesia berusaha mengisi kemerdekaannya.. untaian kata-kata yang memiliki mukzizat dalam mempersatukan perjuangan pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928, yang bertuah menjadikan Indonesia merdeka pada tahun 1945 kini telah kehilangan kekuatannya, kehilangan mukzizat dan daya saktinya untuk mempersatukan bangsa sehingga perpecahan atas nama agama, suku, dan ras makin sering terjadi, kedaulatan bangsa dikoyak-koyak luar dalam…
Kumandang lagu Indonesia Raya saat kini tidak lagi terasa kesakralannya. Di upacara-upacara institusi sekolah maupun instansi pemerintah, koor Indonsia Raya hanya formalitas belaka karena sebagian besar peserta lebih asyik mengobrol. Dalam kenyataannya justru lagu-lagu yang dapat lebih dihayati oleh masyarakat sekarang adalah lagu-lagu komersial dengan tema yang monoton dan tidak membangun jiwa bangsa . Tema-tema yang menginspirasi masyarakat jatuh dalam dunnia cinta individual dan menjauh dari rasa cinta tanah air. Ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan, mereka tidak lagi merasakannya sebagai suatu lagu yang khusus sifatnya, tapi merasakannya sama seperti lagu lainnya. (Padahal lagu lainnya sedikit yang berjiwa kebangsaan) Kehilangan arti dan makna dari lagu kebangsaan dalam waktu yang lama berakibat memperlemah jiwa kebangsaan, dan menurunnya rasa berbangsa dan bernegara. Lemahnya nasionalisme pada sebagian bersar warga negara, akan berdampak pada kewibawaan negara yang semakin jatuh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
“Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku…Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku”
Menanamkan rasa memiliki negeri, Tanah Air Indonesia adalah tempat untuk berkarya dan berdarma bakti warga negara Indonesia dengan kerja keras membanting tulang, menguras keringat dan air mata, sampai menumpahkan darah. Sikap setiap warga terhadap ibu pertiwi atau tanah air Indonesia selayaknya sikapnya terhadap ibu kandung.
” Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu ..!”
Setiap warga negara Indonesia, berusaha sedapat mungkin menjauhkan semua hal yang dapat memecah belah Indonesia dan sebagai seruan untuk mengingat persatuan adalah kunci untuk keabadian NKRI.
“Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya..”
Seruan yang mengingatkan setiap warga negara Indonesia untuk senantiasa mendoakan negeri ini agar tidak berhenti memberikan kehidupan turun temurun kepada anak negerinya. Harapan agar generasi penerus kelak akan melanjutkan kedaulatan negeri ini dengan Jiwa dan Raga yang telah terbangun. Bangun jiwa diletakkan lebih dahulu dengan maksud warga negara Indonesia haruslah lebih mengutamakan membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama, baru membangun fisik berupa teknologi, infrastruktur, kemapanan hidup masyarakatnya.
“Indonesia Raya merdeka merdeka, Tanahku negeriku yang kucinta (2x)” Berupa doa dan harapan dari bangsa indonesia yang mencintai negerinya agar senantiasa merdeka dari berbagai bentuk penindasan kemanusiaan, seluruh wilayah Indonesia harus benar-benar merdeka, tidak ada lagi penjajahan, penyerobotan dari pihak asing, tidak ada penguasaan daerah oleh pihak asing.
Sumber: http://penanusantara.wordpress.com/2011/03/01/memaknai-lagu-kebangsaan-indonesia-raya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar